Tuesday, February 22, 2011

Ahmadinejad: Hapuskan Hak Veto di PBB

Presiden Republik Islam Iran, Mahmoud Ahmadinejad, menyerukan agar Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK-PBB) menghapus hak veto bagi kelima negara anggota tetap. Ahmadinejad menilai bahwa penerapan hak istimewa itu merupakan penghinaan bagi negara-negara lain, yang telah memiliki sikap yang sama atas suatu isu.

Menurut kantor berita Fars, penilaian Ahmadinejad itu dilontarkan saat menerima kunjungan kehormatan Menteri Luar Negeri Jerman, Guido Westerwelle, di Teheran akhir pekan lalu. Dalam pertemuan itu Ahmadinejad mengecam sikap Amerika Serikat (AS) yang menggunakan hak veto untuk membatalkan pengesahan rancangan resolusi DK-PBB, yang isinya mengencam dan menentang proyek pembangunan Israel di wilayah Palestina.

“Saat sejumlah negara di DK-PBB menggunakan hak veto, jelas itu merupakan sikap yang tidak menghargai banyak negara. Jadi, sistem itu tidak bisa mengatur dunia, bahkan tidak bisa melanjutkan tugas-tugas dewan,” kata Ahmadinejad.

Dia merujuk kepada situasi di sidang Dewan Keamanan PBB di New York, Jumat 18 Februari 2011. Saat itu, 14 negara sudah mendukung rancangan resolusi untuk mengecam Israel atas pembangunan pemukiman di Tepi Barat, Palestina, dan meminta negara itu menghentikan proyek mereka.

Namun, kendati sudah didukung 130 anggota PBB – termasuk 14 negara di Dewan Keamanan – rancangan resolusi itu gagal disahkan setelah AS menggunakan hak veto. Sebagai satu dari lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB, ASmemiliki keistimewaan berupa hak veto, yaitu bisa memblokir rancangan keputusan yang sudah dibahas di sidang.

Selain AS, negara-negara pemilik hak veto di DK-PBB adalah Inggris, China, Prancis, dan Rusia. Namun, dalam sidang pekan lalu, hanya AS yang menerapkan hak veto.

Langkah AS itu membuat sikap Dewan Keamanan PBB atas proyek pembangunan Israel tidak bisa disahkan. Kecaman pun bermunculan, terutama dari Palestina.

Ahmadinejad menegaskan bahwa sistem pengambilan keputusan di PBB itu tidak bisa dilanjutkan dan tidak sesuai dengan situasi dunia saat ini. Maka, “dunia butuh sistem baru dan Iran beserta Jerman bisa menjalani kerjasama yang baik atas isu itu,” kata Ahmadinejad.

Westerwelle sendiri tidak langsung menyetujui pernyataan Ahmadinejad. Dia hanya menyatakan bahwa kerjasama antara Iran dan Jerman telah berlangsung lama dan Berlin ingin kemitraan itu bisa ditingkatkan dalam membicarakan berbagai isu internasional.

Baca selanjutnya......

Monday, February 21, 2011

Chávez di Kopenhagen: Kita Membutuhkan sebuah Revolusi Dunia


Dalam sebuah rapat umum yang diorganisir oleh beragam serikat buruh, organisasi politik, dan kampanye solidaritas (termasuk Hands Off Venezuela), lebih dari 3000 orang di Kopenhagen mendengarkan Presiden Hugo Chávez dengan tepat menggarisbawahi bahwa sebuah revolusi sosialis adalah solusi satu-satunya bagi persoalan-persoalan umat manusia.

Chávez menekankan perlunya sebuah revolusi sedunia dan mengulangi usulannya tentang Internasionale Kelima untuk menjadi instrumen tujuan ini. Ia mengatakan bahwa Karl Marx telah memulai Internasionale Pertama, Engels dan Rosa Luxemburg berpartisipasi dalam Internasionale Kedua, Lenin mengambil inisiatif untuk Internasionale Ketiga, dan Trotsky mendirikan Internasionale Keempat. Tak satu pun dari organisasi-organisasi ini ada sekarang ini, tapi Chávez berkata bahwa sebuah Internasionale Kelima akan menolong proses revolusi di seluruh dunia.

Dalam rapat umum tersebut, Presiden Evo Morales dari Bolivia juga menyampaikan pidato yang mengutuk kapitalisme. Para pembicara lain meliputi wakil presiden Kuba, Estaban Lazo, dan menteri luar negeri Nicaragua, Samuel Santos.

Chávez mengawali pidatonya dengan mengutuk represi di jalan-jalan Kopenhagen selama KTT Iklim PBB. Menyebutkan KTT Iklim, ia berkata, “Beberapa pihak tidak ingin mendiskusikan sebab-musabab perubahan iklim. Saya akan memberitahu Anda apa sebab-musababnya: kapitalisme. Kapitalisme adalah musuh terburuk – bagi kehidupan dan bagi iklim.”

Sebuah delegasi dari Hands Off Venezuela menemui Chávez tak lama sebelum pidatonya dan menyerahkan kepada sang presiden dua surat dari para pekerja di pabrik-pabrik Gotcha dan Vivex di Venezuela. Kami mengungkapkan solidaritas dengan sang presiden dan gagasan tentang sebuah Internasionale Kelima.

Dalam pidatonya, Chávez menggaribawahi pokok-pikiran bahwa revolusi Venezuela hanyalah awal dari revolusi dunia, dan bahwa revolusi Venezuela masih belum selesai; tugas membangun sosialisme di Venezuela masih di ada depan. Ia mengatakan bahwa ia yakin bahwa peristiwa-peristiwa revolusioner di Venezuela dan negeri-negeri Amerika Latin lainnya akan berulang di negeri-negeri Utara – di Erupa dan AS.

Para pemirsa – aktivis-aktivis sayap kiri, kaum muda, dan kaum serikat buruh – menginterupsi pidato beberapa kali dengan tepuk tangan meriah dan nyanyian seperti “el pueblo unido, jamás será vencido” [Rakyat bersatu, tidak akan terkalahkan]. Tepuk tangan yang paling meriah terjadi ketika Chávez berbicara tentang Fidel Castro dan perjuangan melawan imperialisme AS, dan tentang sosialisme sebagai satu-satunya jalan untuk mengakhiri kesengsaraan global dan memastikan suatu masa depan bagi umat manusia.

Dalam pidatonya, Chávez berterimakasih kepada Hands off Venezuela dan kelompok-kelompok lainnya karena telah menyelenggarakan rapat umum ini. Ia menekankan fakta bahwa semua perubahan datang dari bawah – dari organisasi dan pendidikan politik massa.

Para aktivis dari Hands off Venezuela berintervensi dalam rapat tersebut dengan sebuah stan, yang menjual kaos, buku-buku, dan bahan-bahan lainnya, dan membagi-bagikan selebaran.

Baca selanjutnya......

Khamenei: Revolusi Mesir Rugikan AS & Israel

Kami mengetahui bahwa sebelum Anwar Sadat tewas, Amerika telah menyiapkan seorang penggantinya. Sekalipun Sadat masih hidup dan berjalan seperti hewan, Amerika telah memprediksikan harus ada tokoh boneka yang tidak memiliki kepribadian dan senantiasa melayani Amerika. Saat Sadat mati apa yang diinginkan Amerika terealisasi. Presiden kedua yang dipaksakan ini (Hosni Mubarak) berkhayal dapat memerintah di Mesir sama seperti Anwar Sadat. Ia menyerahkan dirinya secara keseluruhan kepada Amerika. Sebelum Hosni Mubarak menjabat sebagai presiden, ia telah terlebih dahulu menyatakan solidaritasnya dengan Israel dan Amerika. Ia tidak melihat bagaimana nenek moyang buruknya telah dilontarkan ke Neraka Jahanam oleh rakyat. Mereka akan melakukan hal yang sama terhadapnya.

Bangsa Mesir harus mengetahui bahwa bila mereka bangkit menghadapi konspirasi ini sama seperti yang dilakukan rakyat Iran, mereka juga bakal mencapai kemenangan. Bangsa Mesir tidak boleh takut akan pemerintahan militer, bahkan menunjukkan sikap tidak peduli dengannya, sama seperti Iran saat mengalahkan pemerintahan militer dengan turun ke jalan-jalan. Rakyat Mesir dapat mengalahkan pemerintahan militer. Turunlah ke jalan-jalan dan usir seluruh buih Amerika ini. Bangsa Mesir tidak boleh berdiam diri hingga kekuatan yang telah musnah ini kembali dapat menata dirinya dan memaksakan pengaruhnya kepada masyarakat.

Hari ini adalah hari di mana bangsa Mesir harus bangkit. Hari ini adalah hari di mana pemerintah lemah dan kekuatan ada di tangan rakyat. Rakyat harus menunjukkan kekuatannya dan tidak peduli dengan pemerintahan militer yang menolak segala tolok ukur. Rakyat harus mengalahkan pemerintahan militer dan turun ke jalan-jalan. Rakyat harus menggulingkan pemerintahan yang mengangkat senjatanya melawan Islam. Pemerintah yang secara transparan mengatakan bahwa setiap orang yang loyal terhadap Islam harus ditumpas.

Ini sebuah kewajiban bangsa Mesir. Kewajiban bagi ulama yang tidak bergabung dengan pemerintah. Ini sebuah kewajiban bagi ulama. Mereka harus bangkit dan membela Islam karena Allah. Tidak ada alasan bagi ulama Mesir untuk tidak menentang orang yang telah mengumumkan kebenciannya terhadap Islam. Sebelum berkuasapun ia telah menyatakan kami akan menumpas apa saja yang ada hubungannya dengan Islam. Tidak ada alasan bagi ulama Mesir yang hanya duduk dan mendengarkan, sehingga akhirnya mereka kembali datang dan menguasai Mesir. Hari ini kalian adalah pemenangnya. Hari ini kekuatan ada di tangan rakyat Mesir.

Belum pasti apakah militer akan bersama pemerintah, kecuali mereka yang makannya dijatah Amerika. Militer Israel harus memperhatikan bila ingin mendukung pemerintah yang mengumumkan bahwa saya taat kepada Amerika dan barang siapa yang berbicara tentang Islam pasti akan kucekik lehernya, maka ini merupakan noktah hitam bagi militer. Militer Mesir tidak boleh membiarkan dirinya ternistakan sedemikian rupa. Mereka tidak boleh memberikan kesempatan sehingga setelah ini Israel datang dan menguasai kalian. Jangan biarkan Amerika dan Israel menguasai nasib kalian.

Sumber: Sahife-ye Nour, vol 15, hal 286 September 1981 (IRIB/SL/MF)

Baca selanjutnya......